GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Aturan sebagai Didikan

Terpublikasi Wed, 21 Aug 2019   

oleh:

Bilangan 15 : 32-41; Ibrani 12 : 3-17

Selamat hari Kamis.

Di dalam kehidupan kita mengenal ada banyak tanda, rambu, hukum dan berbagai macan aturan. Untuk apa sebenarnya semuanya itu?
Bilangan 15:39-41 (TB)  Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN. Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu. Akulah TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu."Segala tanda, rambu, hukum dan berbagai macan aturan tentu bukanlah berdiri sendiri namun untuk menginngatkan apa yang penting dalam hidup. Dalam aturan Israel dan tanda (jumbai punca yang dibubuhi dengan benang ungu kebiru-biruan) itu untuk mengingatkan penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan dalam kepada mereka. 

Oleh karena itulah orang yang bekerja di hari Sabat dihukum mati. Banyak orang menganggap segala aturan dan hukum sebagai kekang yang membatasi, tidak menjadikan bebas. Penulis kitab Ibrani menyatakan: Ibrani 12:3-6 (TB)  Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."Ajaran itu bukan untuk Tuhan, namun justru untuk mendidik kita. Ibrani 12:9-15 (TB)  Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Jadi, mari kita bertekun dalam apa yang ditentukan Tuhan bagi kita. Kita jalani dengan sepenuh hati kita kepada Tuhan sehingga kita tidak menjadi anak-anak gampang.

Doa:
Kekuatan dalam menjalani hidup yang kadang tidak dimengerti.