GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

ATURAN: UNTUK SIAPA?

Terpublikasi Sat, 02 Mar 2019   

oleh:

Keluaran 35 : 1-29; Kisah Para Rasul 10 : 9-23

Selamat hari Senin.

Aturan, rambu, Tata Gereja, bagaimana memanfaatkannya? Ada sebagian yang cenderung mengabaikannya, bahkan tidak peduli dengan apa yanh diatur. Sebagian yang lain malah begitu taat menuruti dan memegangnya tanpa ada kompromi. Dua kutub ini tentu menimbulkan masalah. Yang pertama bersikap semau sendiri, yang kedua bersifat legalis. Dalam perjalanan umat Israel ke tanah perjanjian, kepada mereka diberikan sejumlah peraturan. Bagaimana Tuhan mengajak mereka melaksanakannya? Dalam bacaan kita ada dua, peraturan Sabat dan persembahan khusus untuk pembangunan kemah. Apa yang ditekankan? Fokusnya bukan pada aturan namun kepada manusia. Dalam aturan Sabat, tekanannya kepada keseimbangan kehidupan manusia. Manusia perlu berhenti dari rutinitas dan membenahi diri. Sabat dimaksudkan untuk hal seperti ini. Aturan yang kedua; persembahan difokuskan kepada kerelaan hati mempersembahkan, bukan terpaksa atau dipaksa, atau memaksa Tuhan memberi lebih (banyak orang masih berpendapat seperti ini. Fokus persembahan bukan Tuhan, sebagai ucapan syukur tapi kepada dirinya, supaya dapat lebih banyak dari yang dia persembahkan) karena persembahan adalah ucapan syukur atas segala berkat Tuhan kepada kita. Jadi, yang betul bukan mengabaikan atau memegang erat aturan, rambu atau Tata Gereja. Yang penting dengan relah kita melakukannya. Sebagai orang Yahudi, Petrus masih belum tahu dengan penglihatan yang menghidangkan makanan haram untuk orang Yahudi, namun sementara itu ia bertanya-tanya, datang utusan Kornelius, orang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan; Kisah Para Rasul 10:22 (TB)  Jawab mereka: "Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan." Adakah kita menyadari karya kasih Tuhan mestilah dijalankan dengan baik, bukan fokus kepada aturannya namun fokus kepada manusianya.