GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

BERHIKMAT DALAM HIDUP

Terpublikasi Mon, 13 Aug 2018   

oleh:

Ayub 11 : 1-20; Kis. 6 : 8-15

Hidup dengan tenang sambil terus merefleksikan hidup yang dijalani, itulah hal yang menolong kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika hidup kita penuh dengan kegundahan, kemarahan, pembelaan diri justru menjadikan hidup kita tak lagi mampu menarik setiap hikmat yang ada dalam hidup kita. Itulah nasehat yang diberikan Zofar, orang Naama ketika Ayub sibuk untuk membela diri dihadapan Tuhan atas segala yang terjadi dalam hidupnya. Maka nasehat Zofar: Ayub 11:13-16 (TB)  Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya; jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu. 

Melihat apa yang terjadi dan mengambil hikmat dari kehidupan kita di waktu yang lalu menjadikan kita mampu untuk berjalan lebih baik ke depan.
Stefanus yang dipimpin Roh Kudus memberikan kesaksian dalam karyanya namun beberapa orang yang memang berusaha untuk menjatuhkan Stefanus namun tidak bisa. Apa yang mereka lakukan? Kisah Para Rasul 6:11-14 (TB)  Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."

Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,
sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita."Kesaksian palsu dan hasutanlah yang menjadikan orang ingin mengalakan kebenaran.

Belajar ini dalam hidup, bukankah kebenaran tak mampu dikalahkan? Karena itu hendaklah kita menjadi orang yang terus bertekun dalam kebenaran dan berusaha tetap memegangnya dalam hidup kita; tidak diburu oleh keinginan hati kita.