GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Bersyukurlah Senantiasa

Terpublikasi Tue, 02 Jul 2019   

oleh:

Yeremia 51 : 47-58; 2 Korintus 8 : 1-7

Selamat hari Jumat.

Kehidupan di pembuangan tidaklah menyenangkan. Itulah yang dirasakan oleh umat Tuhan. Mereka diajak kembali untuk mengingat bahwa mereka tidak sekedar dibuang ke Babel. Itu semua karena dosa dan pemberontakan mereka kepada Tuhan. Karena itu ketika Babel akan mengalami penderitaan, mereka diingatkan: Yeremia 51:50-51 (TB)  Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berhenti! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu: Kami malu, sebab kami telah mendengar tentang aib, noda meliputi muka kami, sebab orang-orang asing telah memasuki tempat-tempat kudus di rumah TUHAN. Ingatlah kembali kepada Tuhan, bukan kepada apa yang mereka alami. Ingatlah bahwa semuanya itu dipakai Tuhan untuk menyelamatkan mereka, dan kembali ke tanah perjanjian. Mengingat kembali kepada Tuhan adalah proses berbalik dari orang yang memberontak kepada Tuhan, menjadi orang yang mau taat dan setia kepada Tuhan, dan itu adalah bentuk ucapan syukur kepada Tuhan. 

Bagaimana hidup kita sebagai orang beriman? Dengan apakah kita mengucap syukur atas segala karya Tuhan dalam hidup kita?
Orang-orang kristen Makedonia menjadi contoh bagi orang kristen Korintus yang mempunyai banyak berkat dari Tuhan (band. 2 Kor. 8 : 7).
2 Korintus 8:1-3 (TB)  Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Paulus mau mengingatkan kepada janji orang Kristen Korintus untuk membantu orang-orang Kristen di Yerusalem (band. 2 Kor. 8 : 6). Bahkan dalam penderitaan yang mereka alami pun, orang Makedonia tetap memberikan bantuan, bahkan mendesak Paulus supaya mereka pun tetap diperkenankan memberikan pertolongan kepada orang Kristen di Yerusalem. Ini semata-mata karena mereka mengucap syukur oleh karena kasih Tuhan. Teladan orang Makedonia ini menunjukkan bagaimana mereka sehati seperasaan dengan orang Kristen di Yerusalem sehingga mau memberikan bantuan.

Bagaimana dengan kita? Adakah kita pun mempunyai kesediaan yang sama untuk sehati seperasaan dengan orang yang menderita dalam berbagai-bagai hal, sekalipun kita pun juga punya penderitaan dalam kehidupan kita? Adakah kita mempunyai belas kasihan kepada orang lain? Adakah segala tindakan kita adalah ucapan syukur kepada Tuhan?

Doa:
Bersyukur atas segala berkat Tuhan, khususnya keselamatan yang Tuhan berikan.