Amsal 15 : 1-9; 1 Tesalonika 4 : 13-18
Selamat hari Jumat.
Salah satu lagu Sekolah Minggu berbunyi: Mata Tuhan melihat apa yang kita perbuat. Baik yang baik atau yang jahat. Oleh sebab itulah jangan berbuat jahat; Tuhan melihat. Lagu ini adalah lagu untuk anak-anak, sesuai dengan pengetahuan anak-anak. Apakah kita sebagai orang dewasa ketika berlaku baik atau jahat masih berpengetahuan seperti itu? Penulis Amsal mengingatkan kepada pembaca suratnya: Amsal 15:8-9 (TB) Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya. Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya. Kita diingatkan bahwa bukan sekedar Tuhan melihat namun bahwa jalan kebaikan, itulah yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita, dan jalan itu membawa kebaikan bagi setiap kita. Inilah yang patut selalu kita lakukan dalam hidup kita; melakukan kebenaran dalam hidup bukan karena kita takut kepada Tuhan yang melihat. Jika kita melakukan yang benar dalam hidup kita mestinya karena kita tahu: Tuhan yang telah menyelamatkan kita menghendaki kita berlaku benar dala. Setiap langkah hidup kita, dan berpengharapan di dalamnya. Oleh karena itu Paulus menuliskan: 1 Tesalonika 4:13-14 (TB) Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Kita adalah orang-orang yang berpengharapan. Oleh karena itu suka dan duka tidak menghalangi pengharapan kita di dalam Tuhan. Karena itu, bersukacitalah senantiasa. Jangan pengharapan hilang dari kehidupan kita.
Doa:
Dikuatkan oleh Tuhan supaya terus menjaga pengharapan, dan mempercayakan hidup kepada Tuhan selalu.