Pengkotbah 3 : 1-15; 1 Korintus 2 : 11-16
Selamat hari Sabtu.
Peristiwa-peristiwa dalam hidup manusia selalu ada masanya; entah yang menyenangkan atau menyedihkan, kita inginkan atau yang tidak. Dalam setiap peristiwa itu ada perasaan-perasaan yang terlibat di dalamnya. Sedih, senang, susah, marah, dan berbagai perasaan yang lain. Sayangnya manusia seringkali hanya fokus kepada satu peristiwa saja dan mengabaikan yang lain. Pengkotbah dalam bacaan hari ini menguraikan hal itu; semua ada waktunya, semua ada masanya. Pengkhotbah 3:1, 11 (TB) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Lalu, bagaimana mestinya kita menghadapi itu semua?
Pengkhotbah 3:11 (TB) Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Menyelami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir memang tidaklah mudah. Merangkum seluruh peristiwa dalam hidup kita bukanlah hal yang mau dilakukan oleh manusia namun sebagai orang yang tahu bahwa Tuhan Allah pasti punya rancangan yang baik, kita diajak untuk melihat seluruh peristiwa dalam hidup kita, dan bukan hanya melihat namun melihat bahwa itu adalah rancangan damai sejahtera, dan bukan kecelakaan (Yeremia 29 :11). Paulus mengingatkan kepada jemaat Korintus bahwa ia dan mereka bukan menerima roh duniawi. Kita menerima Roh Allah; 1 Korintus 2:12-13 (TB) Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
Oleh karena itu, mari kita semakin hari semakin dikuatkan karena Roh Kudus yang menuntun hati dan pikiran kita selalu memberikan pengertian yang benar tentang karya kasih Tuhan dalam hidup kita.