GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

HIDUP KUDUS

Terpublikasi Thu, 26 Oct 2017   

oleh:

Im. 19: 1-2, 15-18; Mzm. 1; 1 Tes. 2: 1-8; Mat. 22: 34-46

Kehidupan di dunia seringkali mengabaikan kekudusan hidup. Orang berlaku sekehendak dirinya sendiri tanpa mempedulikan orang lain, dan bahkan tidak menghargai kasih Tuhan. Pemazmur menyebut mereka sebagai orang fasik. Dan orang beriman diingatkan supaya tidak mengikuti prilaku mereka: Mazmur 1:1-2 (TB)  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 

Lalu, apakah orang benar harus steril dari orang lain? Apakah kita harus menjauhi orang lain? Tentu tidak. Namun dalam pergaulan dengan mereka, jangan sampai kita ikut dengan apa yang mereka lakukan. Tuhan mengingatkan bahwa kesukaan kita adalah Taurat Tuhan; Firman Tuhan sebagai pegangan hidup orang beriman. Karena dari Firman itu kita mendapatkan tuntunan hidup kita (band. Maz. 1:3). Jadi, di tengah manusia yang selerti itu, perintah Tuhan jelas mengingatkan Musa dan bangsa Israel: Imamat 19:1-2 (TB)  TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.  Kekudusan ini tetaplah kita jaga supaya kita memahami kasih Tuhan dalam hidup kita. Demikian juga ketika kita menjadi pelaku kehidupan, kedua kasih; kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama perlu kita miliki dalam hidup kita sehingga kita tidak hanya melihat apa yang kasat mata namun kita melihat dengan mata iman; apa yang terlihat dari orang Farisi. Mereka tidak mampu memahami apa yang Daud ungkapkan dalam kitab Mazmur. Itulah yang dipahamkan oleh Paulus ketika mengatakan: 1 Tesalonika 2:5-8 (TB)  Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi -- juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. 

Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. Jadi, milikilah kasih Tuhan dalam hidup kita supaya kita memahami pelayanan yang benar dalam kekudusan.