GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

HIDUP SEBAGAI UMAT ALLAH

Terpublikasi Thu, 08 Nov 2018   

oleh:

Ulangan 15 : 1-11; Ibrani 9 : 15-24

Selamat hari Jumat.

Betapa sering -apalagi di masa Pemilu- orang membicarakan sistem ekonomi, keadaan ekonomi, kebijakan ekonomi dan lain sebagainya sehingga orang membandingkan bahkan mempertentangkan sistem/ kebijakan/ tindakan ekonomi apa yang paling tepat. Diantara riuhnya pendapat itu, bacaan hari ini merupakan bacaan yang patut direnungkan oleh semua orang, dan itu dimulai dari tiap pribadi dan keluarga, bahwa ada prinsip: Berkat Tuhan pasti diberikan kepada kita, karena itu jangan menahan berkat Tuhan, bahkan kepada mereka yang ingin meminjam. Ulangan 15:6-8 (TB)  Apabila TUHAN, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau. Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan.

Oleh karena itulah tiap tujuh tahun, diadakan tahun penghapus hutang. Hutang setiap orang dari sebangsa dihapuskan untuk menjaga milik pusaka tiap keluarga. Prinsip kebersamaan sebagai saudara sebangsa memampukan mereka untuk memberi pinjaman, bahkan merelakan. Bagaimana jika itu berkaitan dengan dosa manusia? Jikalau di masa lalu dalam perjanjian lama dipakai darah sebagai korban penebusan, dan itu dilakukan berulang, Kristus tidaklah menjadikannya demikian. Ibrani 9:21-24 (TB)  Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. 

Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Hutang kita sudah dilunaskan semuanya oleh karena karya Kristus di dunia.

Jadi, tidakkah kita bersyukur dalam hidup kita jika kita mampu hidup yang baik dalam hidup dengan sesama maupun dengan Tuhan? Hiduplah untuk terus menjaga supaya hidup yang berkenan kepada Tuhan itu tetap menjadi bagian hidup kita.