GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

HIDUP YANG BERIMAN DAN BERBUAT

Terpublikasi Sun, 05 Feb 2017   

oleh:

Yes. 58:1-12; Mzm. 112:1-10; 1Kor. 2:1-16; Mat. 5:13-20

Minggu, 5 Feb 2017Hidup yang Beriman dan Berbuat Yes. 58:1-12 Mzm. 112:1-10 1Kor. 2:1-16 Mat. 5:13-20Selamat hari Minggu.Seringkali orang lebih condong hanya melakukan kegiatan ritual saja dengan asumsi gereja mestinya menekankan apa yang rohani. Padahal bisakah yang rohani dan jasmani dipisahkan? Bisakah hidup di hari Minggu berbeda di hari lain? Itulah hidup umat yang dikritik oleh Yesaya; hidup umat yang merasa cukup hanya melakukan ritual keagamaan namun hidup keseharian mereka sama saja dengan orang lain.Yesaya 58:4-5 (TB) Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?Pemazmur mengingatkan supaya umat tidak fokus hanya pada satu sisi; rohani tapi punya hidup yang takut kepada Tuhan:Mazmur 112:1 (TB) Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.Mengapa orang yang takut kepada Allah disebut "berbahagia"?1 Korintus 2:10-12 (TB) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.Ya. Karena kita menerima roh Allah yang menjadikan kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Kalau demikian, apa yang mesti kita lakukan mestilah mecerminkan karunia Allah dalam hidup kita. Perumpamaan garam dan terang dunia mengajak kita untuk kembali ingat tentang hal ini;Matius 5:13, 16-17, 20 (TB) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.Karena itu, mari kita memiliki iman yang kuat, dan hidup yang bersaksi tentang Kristus dalam hidup kita.