GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

IBADAH, HANYA RITUAL?

Terpublikasi Fri, 03 Feb 2017   

oleh:

Yes. 29 : 13 – 16; Mark. 7 : 1 – 8

Selamat pagi. 

Apa itu ibadah? Banyak orang menganggap: ibadah hanyalah apa yang kita lakukan di dalam tembok gereja. Lebih sempit lagi, orang menganggap ibadah adalah apa yang terjadi dalan satu dua jam yang kita lakukan. Ibadah dianggap apa yang terlepas dari hidup keseharian, bahkan dari apa yang di luar tembok gereja. Bahkan dianggap segala permasalahan dunia tak ada kait mengaitnya dengan apa yang dilakukan di dalam ibadah.
Itulah kritik Yesaya dalam praktek hidup umat Israel; bangsa yang dikasihi Allah. Bahkan Yesaya menyatakan: Israel sebagai bangsa yang dibentuk Allah sudah lupa dengan pencipta dan pemelihara hidup mereka; Yesaya 29:15-16 (TB)  Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata: "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?" Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"? 

Benarkah sikap hidup yang demikian? Benarkah sebuah ibadah terlepas dari kehidupan keseharian? Dan menjadikan kita lupa dengan pencipta dan pemelihara kehidupan kita? Ketika ibadah hanya berhenti pada ritual, dan tidak menyentuh kehidupan, maka orang akan hidup dalam dua dunia, dan tidak mampu menjalinnya sebagai hidup yang utuh. Itulah teguran Tuhan Yesus dengan mengutip kitab Yesaya kepada orang Farisi yang mengutamakan ritual, tanpa menyambungkannya dengan realitas kehidupan setiap hari yang mestinya beriringan ada dalam hidup orang beriman; Markus 7:6-7 (TB)  Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Ibadah berasal dari kata abodah yang menunjukkan sikap orang kepada Tuhan, dan semestinya ketertundukan itu tidak hanya dalam arti fisik, namun juga hati dan pikiran, termasuk prilaku kita di luar tembok gereja.

Jadi, seluruh hidup kita sebenarnya dan seharusnya adalah ibadah kita kepada Tuhan. Tidak terbatas hari Minggu. Tidak terbatas dalam tembok gereja. Karena Firman yang kita baca dan renungkan, dilakukan dalam hidup keseharian kita.