Yer. 15: 15-21; Mzm. 26: 1-8; Rm. 12: 9-21; Mat. 16: 21-28
Mengatakan dan melakukan yang benar itu tidak populer, bahkan cenderung dijauhi orang. Orang lebih suka mengatakan dan melakukan yang menyenangkan hati orang, sekalipun itu tidak benar. Itulah keluhan Yeremia kepada Tuhan, bahwa ketika ia memberitakan kebenaran, justru orang Israel menolak dia. Kepada keluhan Yeremia, Tuhan menyatakan: Yeremia 15:20-21 (TB) Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN. Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim." Memang tetap tidak mudah, namun Tuhan menjamin hidupnya dengan penyertaan-Nya sendiri. Itulah juga yang ditekankan Tuhan Yesus ketika Ia memberitakan bahwa sebagai Mesias, Ia akan mengalami penderitaan, sengsara, mati dan (ini yang seringkali dilupakan) bangkit dari antara orang mati. Karena itu ketika Petrus menolak pendapat itu, Tuhan Yesus berkata: Matius 16:23 (TB) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."Manusia cenderung untuk menghindari mengabarkan kebenaran supaya dunia menerimanya sehingga tidak mengalami penderitaan. Tuhan Yesus mengingatkan : Matius 16:24-25 (TB) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Sudahkah kita terus mewartakan kebenaran Allah dalam hidup kita melalui perkataan dan perbuatan kita? Kitab Roma bacaan kita hari ini mengingatkan (Roma 12: 9-21) apa yang mesti kita lakukan setelah kita mengenal Tuhan dan menempuh jalan Tuhan; hidup yang berubah dalam sikap dan tingkah laku pribadi, maupun dalam hidup bersama dengan orang lain.
Mari, kita menjadi pengikut Kristus yang benar.