GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

JANGAN MERASA BENAR SENDIRI

Terpublikasi Thu, 24 Aug 2017   

oleh:

1 Sam. 7: 3-13; Rm. 2: 1-11

Apa bedanya percaya dan nekad? Orang seringkali tidak bisa membedakan keduanya, bahkan menganggap keduanya sama saja. Padahal tentu berbeda. Dalam ketakutan orang Israel di hadapan orang Filistin di Mizpa, 1 Samuel 7:8 (TB)  Lalu kata orang Israel kepada Samuel: "Janganlah berhenti berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari tangan orang Filistin itu." Mereka berteriak karena takut, dan Tuhan memperhatikan mereka; 1 Samuel 7:9 (TB)  Sesudah itu Samuel mengambil seekor anak domba yang menyusu, lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban bakaran. Dan ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi orang Israel, maka TUHAN menjawab dia. 

Dalam takut namun ingatan kepada kepercayaan bahwa Tuhan pasti menolong, maka mereka berseru kepada Samuel, dan Tuhanlah yang ikut berkarya bersama dengan mereka memukul mundur orang Filistin. Teriakan orang Israel kepada Samuel bukan karena mereka nekad, tanpa dasar lalu main hantam, namun oleh karena mereka percaya bahwa Tuhan menolong. Ketakutan yang menghasilkan percaya, itulah yang terjadi pada orang Israel. Tuhan -melalui Samuel-mengajak orang Israel berproses dari kepercayaan kepada illah lain, menuju kepercayaan kepada Tuhan.
Oleh karena itu patut kita ingat: Roma 2:2-4 (TB)  Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Karena kemurahan Allah maka orang Israel, dan kita bertobat lalu menjadi percaya kepada Tuhan. Dan kalau kita berjalan dalam hidup kita, percaya itulah yang melandasinya.