Rat. 1 : 16-22; 2 Kor. 7 : 2-16
Yerusalem adalah kota yang dikenal sebagai kota yang megah dan indah. Berkali-kali kota ini diperebutkan dan ingin dikuasai. Inilah ratapan tentang Yerusalem ketika mereka tidak berserah setia kepada Tuhan. Ketika mereka mengundang bangsa-bangsa lain, murka Tuhan menghancurkan kota mereka. Ratapan 1:18 (TB) "TUHANlah yang benar, karena aku telah memberontak terhadap firman-Nya; dengarlah hai segala bangsa, dan lihatlah kesedihanku; dara-daraku dan teruna-terunaku pergi sebagai tawanan. Kesetiaan kepada Tuhan dengan mempercayakan hidup hanya kepada-Nya adalah sikap seorang yang beriman. Namun penduduk Yerusalem telah meninggalkan itu dan membagi setianya dengan bangsa-bangsa lain.
Tuhan tidak pernah membiarkan mereka tetap dalam dosa. Tuhan tetap mengundang setiap umat milik-Nya untuk kembali. Demikian juga dengan orang Kristen di Korintus. Kepada mereka, Paulus pernah menegur dengan keras melalui suratnya yang pertama. Lalu, apa kata Paulus? 2 Korintus 7:8-10 (TB) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu — kendatipun untuk seketika saja lamanya —, namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami.
Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. Paulus merasa senang karena peringatannya yang keras tidak menjadikan orang Kristen di kota Korintus marah dan kecewa yang berlarut. Mereka memang sedih karena diingatkan Paulus dengan keras namun kemudian menjadikan mereka bertobat.
Pernahkah kita diingatkan oleh Tuhan melalui orang terdekat kita? Pimpinan? Atau orang lain? Bukankah peringatan itu adalah undangan untuk melakukan yang benar dalam hidup ini sehingga kita bertobat dan tidak lebih dalam terjerumus dalam kesalahan yang semakin dalam.