GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

JIKA KAWANKU KERAS HATI

Terpublikasi Fri, 22 Jun 2018   

oleh:

Kel. 7 : 14-24; Kis. 27 : 13-38

Mengeraskan hati adalah katanyang dipakai untuk menunjukkan seseorang yang tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Itulah yang dilakukan oleh Firaun. Firman Tuhan yang datang kepadanya melalui Musa dan Harun tidaklah mau ia dengarkan, bahkan ketika tongkat Musa dan Hatun mengubah air di sungai Nil menjadi merah menjadi darah; Keluaran 7:22-24 (TB)  Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN. Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga. Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air sungai Nil.

Berhadapan dengan orang yang keras hati memang tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran untuk menghadapi orang itu. Dibutuhkan kebijaksanaan untuk kita memberikan penjelasan dengan baik dan melembutkan hatinya. Itulah yang Paulus lakukan kepada awak kapal yang membawanya. Karena mereka berkeras hati maka mereka terdampar. Apa yang Paulus lakukan? Paulus pertama-tama mengajak makan lalu menerangkan apa yang mesti dilakukan oleh mereka sebagai sesama orang yang terdampar dan menjaga kebersamaan. Kisah Para Rasul 27:36-38 (TB)  Maka kuatlah hati semua orang itu, dan mereka pun makan juga. Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa. Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu. 

Dalam hidup kita, mari kita pun bersikap yang sama seperti Paulus yang dengan lembut hati membombing yang keras hati.