GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Kasih Tanpa Berharap Balas Kasih

Terpublikasi Tue, 03 Sep 2019   

oleh:

Yesaya 57 : 14-21; Lukas 14 : 15-24

Selamat hari Rabu. 

Kepada siapakah perbuatan kasih kita lakukan? Ada banyak orang yang menganggap, bahkan melakukan dalam hidupnya kasih yang mengharapkan balasan. Artinya ia melakukan kasih namun bukan kasih yang tulus; kasih yang mengharapkan balasan. Dan itu dianggap wajar dalam hidup.
Ketika Tuhan Yesus mengingatkan supaya hukum balas membalas undangan dihentikan karena itu hanya menjadikan mereka saling mengundang karena saling mengharapkan kembali diundang, Lukas 14:15 (TB)  Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."Artinya orang itu tetap merasa benar, dan mereka beranggapan bahwa merekalah -sebagai keturunan Abraham- yang akan diundang dalam Kerajaan Allah. Apa jawab Tuhan Yesus? Melalui suatu umpama, Tuhan Yesus mengingatkan kepada mereka yang merasa benar bahwa sebenarnya mereka yang bertindak mengundang untuk mendapat balasan hanya menjadikan diri mereka menolak undangan Tuhan untuk melakukan kasih kepada orang-orang yang tidak mungkin membalas undangan mereka karena miskin dan tidak punya apa-apa. Lukas 14:17, 21 (TB)  Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 

Jadi, adakah kita mampu melakukan yang tidak berharap balasan?
Ketika Tuhan menyatakan diri kepada umat, siapakah yang diundang untuk duduk bersama Tuhan? 
Yesaya 57:15 (TB)  Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk. Kepada mereka yang dengan tulus hati mengasihi itulah Tuhan duduk bersama. 

Adakah kita ada diantaranya?

Doa:
Bentuk aku mempunyai hidup yang bersedia merendahkan diri.