GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MAKSUD DARI SEBUAH DIDIKAN

Terpublikasi Mon, 06 Nov 2017   

oleh:

Am. 3: 1-12; Why. 9: 13-21

Bertobat itu tidak mudah. Bahkan ketika ditiup sangkakala peringatan kepada pertobatan, orang masih saja melakukan apa yang jahat. Wahyu 9:20-21 (TB)  Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian. Penulis kitab Wahyu menggambarkan sudah enam sangkakala ditiup, namun mereka tetap tidak mau kembali kepada Tuhan. Hukuman atau peringatan memang seringkali menjengkelkan kita; menjadikan kita marah bahkan dendam kepada orang yang melakukannya (biasanya orang tua atau guru). Di masa kecil kita merasa disakiti, ketika muda atau beranjak dewasa kita merasa dipermalukan di depan orang lain. Namun, tahukah kita, apa yang dilakukan oleh para pendidik dan mengajar kita bukan bermaksud untuk menyakiti atau mempermalukan kita? Mereka memberi rasa sakit dan malu untuk mengingatkan kita: "itu salah", supaya kita tidak mengulang apa yang kita lakukan; Amsal 3:12 (TB)  Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. Inilah yang ditegaskan kepada kita: Tuhan mengasihi kita, ya. Namun kita juga harus ingat: kita bukan anak-anak manja yang dibiarkan ketika kita berbuat salah. Ada waktunya Dia menghajar kita untuk memperingatkan kesalahan kita.

Mari, selalu kita mendengar ajaran dan didikan Tuhan supaya kita hidup semakin taat dan setia kepada-Nya.