Ams. 3 : 27 – 35; Luk. 18 : 18 – 30
Selamat pagi.
Perbuatan yang baik pastilah menyenangkan semua orang karena pada dasarnya orang suka kalau kepadanya dilakukan yang baik. Perbuatan baik itu akan memunculkan kebahagiaan bagi orang. Dan sebaliknya jikalau kebaikan kita tahan maka orang melihat kita sebagai orang bebal. Amsal 3:27, 35 (TB) Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh. Penulis kitab Amsal mengingatkan: ada hubungan antara orang bijak dan berbuat baik. Orang yang berlaku baik menunjukkan kebijakan yang ada pada dirinya. Kepada seorang pemimpin yang bertanya tentang bagaimana caranya untuk mendapat hidup yang kekal, dan orang itu mengatakan bahwa ia sudah melakukannya, maka Tuhan Yesus mengingatkan supaya pernyataannya perlu ditegaskan dalam sikap hidup sehari-hari, khususnya kepada orang miskin; Lukas 18:22 (TB) Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."Demikian juga dengan mereka yang sudah mengikut Tuhan: "Siapakah yang lebih kamu cintai; Tuhan atau kehidupan duniawimu?"Itu pertanyaan yang patut selalu kita ingat dan teguhkan dalam hidup kita karena: Lukas 18:24-25 (TB) Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."Orang yang tak mau melepaskan apa yang ada di dunia untuk mengikut Yesus dinyatakan hidup mereka lebih sukar untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dibandingkan dengan seekor unta yang akan masuk kota Yerusalem melalui gerbang "lobang jarum" karena ia akan melepaskan bebannya di luar tembok untuk bisa masuk ke dalam kota. Bagaimana dengan kita?
Maukah kita melakukannya dalam hidup kita untuk melepas semua yang duniawi dan masuk ke dalam hidup di bawah pemerintahan Allah? Setia hanya kepada-Nya?