GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MEMPERHATIKAN YANG LEMAH

Terpublikasi Wed, 25 Jan 2017   

oleh:

Ul. 24 : 17 – 25 : 4; 1 Tim. 5 : 17 – 24

Selamat pagi.

Siapakah yang lebih banyak diperhatikan dan diberikan kesempatan? Bukankah yang lebih bersinar, lebih menarik, lebih cemerlang, lebih baik dan sejuta kelebihan yang lain. Kelebihan seringkali lebih diperhatikan dibanding yang kurang, jelek dan lemah. Itulah hukum dunia. Dunia menjadikan yang terang semakin cemerlang dan yang redup menjadi mati. Bagaimana dengan Tuhan? Melalui hukum-hukum-Nya kepada Israel, Tuhan mengajak mereka memperhatikan yan lemah dan miskin. Yatim, janda dan orang asing dianggap sebagai orang lemah. Yatim dan janda pada waktu itu tidak bisa mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan. Karena itu mereka hanya bisa mengambil sisa panen. Demikian juga dengan orang asing. Mengapa Tuhan memerintahkan hal itu?

Ulangan 24:18 (TB)  Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini. Mereka pernah menderita sebagai orang miskin di negeri asing maka ketika mereka sudah tahu rasanya menderita, mereka diajak untuk berbelarasa dengan yang menderita. Timotius yang masih muda dan berhadapan dengan orang-orang yang merasa benar sehingga bisa mempersalahkan orang lain dengan seenaknya, dinasehati oleh Paulus: 1 Timotius 5:21 (TB)  Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak. Berpihak kepada yang lemah tetaplah menjadi dasarnya bertindak di tengah jemaat, bukan kepada yang lebih kuat atau yang lebih menarik. Sebagai orang beriman, mari kita lakukan. Yang kuat sudah banyak yang memperhatikan, yang lemah? Maukah kita memperhatikan mereka?