GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MENDENGARKAN

Terpublikasi Sat, 19 Nov 2016   

oleh:

Yer. 22:18-30; Luk. 18:15-17

Hal yang paling mudah sekaligus yang paling sukar adalah mendengarkan. Mendengarkan itu kelihatannya pasif, tak melakukan (gerakan) apa-apa. Tubuh kita secara kasat mata hanya diam. Namun kalau kita benar-benar mau menyimak dengan baik, mendengarkan secara aktif, maka yang terjadi adalah kita membutuhkan fokus yang tajam dan konsentrasi yang tinggi. Namun, apakah semua orang bisa melakukannya? Bukankah banyak orang yang gagal dalam hal mendengarkan? Mendengarkan atas keluh kesah pasangan, teman, dan orang lain. Dalam bacaan kita, Tuhan menegur orang-orang yang tak mendengarkan perintah-Nya dan bertindak semau gue dalam hidupnya; Yeremia 22:18, 21 (TB)  Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda: "Orang tidak akan meratapi dia: Aduhai abangku! Aduhai kakakku! Orang tidak akan menangisi dia: Aduhai tuan! Aduhai Seri Paduka! Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: "Aku tidak mau mendengarkan!" Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku! Mendengar suara Tuhan, itulah hal yang merupakan problem banyak orang. Bukan hanya tidak mau tapi orang seringkali mengunci hati dan pikirannya untuk mendengar Tuhan. Oleh karena itu dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus menegur murid-murid yang menghalangi anak-anak yang dibawa orang tuanya kepada rabi Yesus untuk mendapat berkat. Lalu Yesus berkata:

Lukas 18:16-17 (TB)  Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."Ya. Kenapa contohnya anak kecil? Karena mereka polos hati dan pikirannya. Mereka tak berpikir mengunci hati dan pikirannya untuk Firman Tuhan. Mereka membiarkan apa yang baik, yang berasal dari Tuhan mengisi hati dan pikirannya. Karena itu Tuhan Yesus menjadikan kegairahan anak-anak mau datang kepada Yesus sebagai teladan bagi murid-murid dan orang banyak karena mereka mau mendengar dengan kepolosannya dan ketulusannya.

Belajarlah dari anak-anak!