Ayub 12 : 1-25; Roma 16 : 17-20
Siapakah yang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia? Jika ditanya demikian, banyak orang berlomba-lomba merasa yang paling berjasa atas kemerdekaan Indonesia, bahkan menafikan kelompok yang lain. Benarkah ada yang paling berjasa? Benarkah ada yang sama sekali tidak mempunyai andil dalam kemerdekaan Indonesia? Ayub mengingatkan kepada teman-temannya; setiap mereka mempunyai hikmat, dari setiap makhluk kita bisa belajar namun semuanya oleh karena Tuhan; Ayub 12:13 (TB) Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.
Ayub mengajak teman-temannya untuk tidak menyombongkan diri dan merendahkan yang lain karena semua bersumber pada Tuhan Allah.
Hidup kita, hidup bangsa kita juga berasal dari Tuhan, dan itu diakui dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Keinginan untuk dianggap lebih dibanding dengan yang lain menjadikan kita mengawali perpecahan dalam persekutuan, juga termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam persekutuan orang percaya, Paulus mengingatkan; Roma 16:17-18 (TB) Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. Oleh karena itu, carilah hikmat Allah dalam hidup kita dengan tidak mencari kepentingan kita sendiri. Hiduplah tetap mengandalkan dan mengutamakan Tuhan supaya kita mampu memuliakan Allah dalam hidup kita. Juga dalam kehidupan kita; jadilah warga negara yang baik dengan memelihara persatuan Indonesia. Dengan demikian kita menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh pendahulu kita, dan kita melanjutkan perjuangan kita untuk memepertahankan kemerdekaan.
