2 Tawarikh 8 : 12-15; Kisah Para Rasu 17 : 1-9
Selamat hari Jumat.
Di awal pemerintahannya, Salomo berusaha melakukan apa yang benar setelah menyelesaikan pembangunan Bait Allah dan istananya sendiri (2 Taw. 8 : 1), dan untuk Bait Allah, ia berusaha melakukan sebagaimana mestinya dilakukan. 2 Tawarikh 8:12-16 (TB) Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan tiga kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah.
Mereka tidak menyimpang dari perintah raja mengenai para imam dan orang-orang Lewi dalam perkara apa pun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. Rasa hormat yang sungguh Salomo nyatakan dengan melakukan tepat sesuai apa yang telah diatur untuk Rumah Tuhan. Melakukan yang benar dan menyatakan yang benar, itulah yang juga patut dilakukan. Sama dengan Paulus dan Silas, ketika mereka masuk di Sinagoge (rumah ibadah orang Yahudi) di kota Tesalonika, tiga hari Sabat mereka mewartakan Kristus. Kisah Para Rasul 17:1-4 (TB) Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu."
Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka. Menyatakan kebenaran, itulah yang patut selalu kita bawa dalam hidup kita, sebagaimana Paulus dan Silas lakukan. Sekalipun itu mengandung resiko bagi pewarta maupun kepada siapa warta itu disampaikan.
Jadi, adakah kita juga tetap mewartakan dan melakukan yang benar dalam hidup kita?
Doa:
Diberi keberanian mewartakan kebenaran.