GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MENYERAHKAN KEPADA TUHAN

Terpublikasi Mon, 19 Jun 2017   

oleh:

Yer. 18: 18-23; Kis. 5: 17-26

Atas orang-orang yang membencinya sedemikian rupa, bahkan melecehkannya sebagai abdi Allah yang memberitakan Firman (lih. Yer. 18: 18), sebagai manusia, Yeremia hanya mengadu kepada Tuhan. Dia menaruh pengharapan kepada Dia yang menjadi sandaran kehidupan. Sekalipun doanya masih dengan membawa kemarahan (semoga kita tidak menirunya), namun Yeremia berusaha menyerahkan semuanya kepada Tuhan; Yeremia 18:23 (TB)  Tetapi Engkau, ya TUHAN, Engkau mengetahui segala rancangan mereka untuk membunuh aku. Janganlah ampuni kesalahan mereka, dan janganlah hapuskan dosa mereka dari hadapan-Mu, tetapi biarlah mereka tersandung di hadapan mata-Mu; bertindaklah pada hari murka-Mu terhadap mereka! Kita mesti ingat: bertindak dengan kemarahan itu tidak ada gunanya. Sebagai umat milik kepunyaan Tuhan, kita patut menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan dan kehendak-Nya karena Dialah yang empunya rancangan dalam hidup kita. Sama seperti para rasul yang dimasukkan ke dalam penjara; mereka mentaati saja, dan Allah bertindak: Kisah Para Rasul 5:19-21 (TB)  Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita bisa menyerahkan segala marah, dendam, benci, prasangka kita kepada Tuhan dengan mengatakan "jadilah kehendak-Mu"? Tuhan pasti punya rancangan yang jauh lebih baik daripada rancangan yang kita miliki dengan marah, dendam, benci, prasangka yang kita miliki.