1 Raj. 18: 41-46; Mat. 16: 1-4
Dunia di mana kita tinggal dipenuhi oleh nafsu dan dendam. Karena itu orang akan senang kalau mereka bisa melampiaskan dendamnya. Bagaimana dengan Elia? Setelah semua nabi Baal mati, Ahab sendirian. Tentu bagi orang yang dendam dan marah, ini mangsa empuk. Tapi, apa kata Elia? 1 Raja-raja 18:41-42 (TB) Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Elia tidak berlaku jahat kepada Ahab. Dia hamba Allah, dan setia hanya kepada Allah. Dia tidak ingin bertindak dikendalikan oleh amarahnya sekalipun Ahab merancang apa yang buruk bagi dirinya.
Marah dan dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Hanya akan menambah masalah dalam hidup kita. Itulah juga yang terjadi kepada Tuhan Yesus. Karena merasa pengaruhnya sudah diambil Tuhan Yesus, orang Farisi dan Saduki berusaha mencari kesalahan Tuhan Yesus. Secara kasat mata: Matius 16:1 (TB) Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.
Ya. Meminta tanda dari sorga. Namun dibalik itu, ada keinginan untuk mencelakai Tuhan Yesus. Karena itu Tuhan Yesus berkata: Matius 16:4 (TB) Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi.
Milikilah hati yang tulus maka Tuhan menunjukkan jalanmu