GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

PELIHARA SUKACITA KITA

Terpublikasi Fri, 21 Dec 2018   

oleh:

Yesaya 62 : 6-12; Mazmur 97; Titus 3 : 4-7; Lukas 2 : 8-20

Selamat hari Senin.

Hari ini, tanggal 24 Desember-nanti malam kita memperingati malam Natal. Artinya, tinggal malam ini kita mengakhiri penantian hari Natal. Namun justru di saat-saat akhirlah kita semua diajak untuk makin mempersiapkan diri kita dan justru tidak lengah. Yesaya 62:10-12 (TB)  Berjalanlah, berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang, persiapkanlah jalan bagi umat, bukalah, bukalah jalan raya, singkirkanlah batu-batu, tegakkanlah panji-panji untuk bangsa-bangsa! Sebab inilah yang telah diperdengarkan TUHAN sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan". Seruan seperti Yohanes pembaptis kembali dikumandangkan supaya kita tidak lengah, justru di saat-saat akhir. Pemazmur mengajak kita bersukacita dan meninggalkan yang jahat dari hidup kita. Mazmur 97:11-12 (TB)  Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus. Sukacita karena kedatangan-Nya bukan tentang senyum, tawa, atau gembira. Suakcita itu berarti percaya kepada Tuhan, berpengharapan kepada-Nya dan tidak kehilangan pengharapan itu dalam apapun keadaan kita. Lukas 2:10-12 (TB)  Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."Warta inilah yang disampaikan oleh para malaikat kepada para gembala.
Berita para malaikat kepada para gembala bukan sekedar supaya mereka tidak takut kepada para malaikat namun supaya mereka sebagai "yang kecil"(para gembala dianggap sebagai orang yang tak bisa dipercaya. Kalau ada gembala dan orang lain bersaksi, maka kesaksian orang lain itulah yang didengar, bukan gembala) mempunyai sukacita yang besar dalam diri mereka; sukacita menyambut kedatangan sang Mesias. Supaya mereka tak kehilangan sukacita hanya karena dianggap kecil dan lemah. Demikian juga kita. Apapun keadaan kita, jangan kita kehilangan sukacita dalam hidup ini, seperti yang diingatkan oleh Paulus; Titus 3:4-7 (TB)  Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Karena itu, mari kita -sekalipun kita tidak melihat dengan mata jasmani kita namun dengan mata rohani- kita menjaga sukacita yang sama dengan para gembala; Lukas 2:16-18 (TB)  Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
Dan karena melihat sukacita dari Tuhan, Lukas 2:20 (TB)  Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Bersaksilah terus sampai Dia datang kembali karena sukacita itu ada di hati kita.