Yes. 59 : 9 – 19; Kis. 9 : 1 – 20
Selamat hari Senin.
Banyak orang menganggap enteng dosa sehingga dengan sengaja melakukannya. Padahal akibat dosa adalah maut. Penulis kitab Yesaya menunjukkan bagaimana dosa demikian menyengsarakan, Yesaya 59:9 (TB) Sebab itu keadilan tetap jauh dari pada kami dan kebenaran tidak sampai kepada kami. Kami menanti-nantikan terang, tetapi hanya kegelapan belaka, menanti-nantikan cahaya, tetapi kami berjalan dalam kekelaman. Hidup yang menyengsarakan dan tidak nyaman itulah yang dikatakan oleh penulis kitab Yesaya. Perjumpaan Saulus di gerbang kota Damsyik menjadikan ia mendapatkan terang. Saulus yang tadinya garang dan ingin menghukum orang Kristen yang dianggap sesat, bahkan membunuh mereka, berubah menjadi Saulus yang mengabarkan Injil;
Kisah Para Rasul 9:17-20 (TB) Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Apa yang menjadikan Saulus demikian berubah? Perjumpaan. Perjumpaannya dengan Sang Terang menjadikan Saulus yang kemudian menjadi Paulus berubah dari pembenci orang percaya menjadi pekabar Injil. Sudahkah hidup kita berubah? Bukan sekedar belum atau sudah dibaptis, namun sudahkah menjadi sosok pemberita Injil? Memang bukan berarti sama dengan Paulus yang mengabarkan Injil ke berbagai tempat. Tidak harus selalu begitu. Mari kita teliti: Sudahkah perkataanku merupakan Injil (kabar baik) untuk orang di sekitarku? Sudahkah pikiran kita memikirkan yang baik? Atau yang kotor dan jahat yang kita pikirkan? Sudahkah karyaku membangun? Atau justru meruntuhkan? Beritakanlah Injil dalam setiap langkah hidupmu!