1 Raj. 21 : 20 – 29; Mark. 9 : 9 – 13
Selamat pagi.
Seberapa besar pengampunan yang kita berikan kepada orang lain (juga kepada diri sendiri)? Bukankah semakin dekat dengan diri kita, betapa semakin sulit kita mengampuni. Bandingkan: menginjak kaki. Orang yang tak kita kenal menginjak kaki kita, dengan mudah kita menganggapnya sebagai angin lalu. Bagaimana kalau yang melakukan pasangan kita? Anak kita? Bukankah demikian sulit kita memaafkan mereka? Bagaimana dengan Tuhan? Setelah Ahab bertobat dan mengadakan perkabungan, Tuhan menyatakan kepada Elia: 1 Raja-raja 21:29 (TB) "Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya."Padahal Ahab sudah melakukan yang jahat di mata Tuhan; membunuh nabi-nabi Tuhan, dan menyembah berhala mengikuti Izebel, istrinya. Tuhan mengampuni kejahatan Ahab, dan juga pemberontakan kita, manusia. Elia menjadi nabi yang mengingatkan Ahab dari segala dosa dan kesalahannya. Memberitakan pengampunan kepada Ahab dan kepada Israel. Murid-murid menanyakan apa yang dikatakan oleh ahli Taurat tentang Elia yang mendahului Mesias. Dan Yesus menjawab: Markus 9:12-13 (TB) Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.
Memang ada Elia yang sudah mengingatkan tentang belaskasih Allah; pengampunan Allah tapi sayang tidak semua orang mau diingatkan, dan karena itu Anak Manusia harus menderita. Bagaimana dengan kedatangan-Nya kedua? Bukankah kita adalah saksi-saksi pengampunan Allah? Sudahkah kita wartakan supaya orang sadar dan bertobat seperti Ahab? Jangan takut kasih karunia Allah tidak cukup untuk semua yang mau kembali kepada-Nya. Tugas kita adalah memberitakan.