Ayub 6: 1-13; Mark 3: 7-12
Setiap kita tentu pernah kesal atau marah. Marah kepada orang lain, keadaan dan berbagai hal. Demikian juga Ayub. Berbagai tuduhan ditujukan kepada dirinya. Dengan mengandalkan kekuatan sendiri, dengan putus asa, Ayub berkata dengan kecewa : Ayub 6:11-13 (TB) Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?
Apakah kekuatanku seperti kekuatan batu? Apakah tubuhku dari tembaga?
Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku?
Benarkah tidak ada pertolongan bagi Ayub? Patutkah Ayub merasa sendirian?
Apakah perasaan seperti Ayub juga (pernah) kita rasakan? Sendiri, sepi, tak berdaya?
Tidakkah kita percaya kuasa dan kasih Tuhan?
Markus 3:10-11 (TB) Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." Kehadiran Tuhan Yesus yang mengajar dengan penuh hikmat, menyembuhkan banyak orang dan mengusir setan-setan menjadikan banyak orang datang kepada-Nya, sampai-sampai hampir-hampir mereka menghimpit Tuhan Yesus. Mengapa mereka begitu antusias? Karena mereka percaya kepada Tuhan.
Tidakkah kita percaya kepada Tuhan dalam hidup kita? Tidakkah kita percaya selalu ada harapan di dalam Tuhan? Masihkah kita merasa sendirian? Padahal Tuhan beserta kita (Imanuel)?
