Kej. 26 : 1 – 5; Yak. 1 : 12 – 16
Selamat pagi.
Hidup yang sulit seringkali menjadikan kita lupa kepada Tuhan dan kuasa-Nya, dan mencari jalan yang menurut kita lebih mudah dan seakan memberi kepastian sekalipun itu berarti tidak setia kepada Tuhan. Namun tidaklah demikian dengan Ishak. Sekalipun negerinya mengalami kelaparan, dan terpaksa harus tinggal di negeri asing, Ishak tetap menurut kepada Tuhan. Kejadian 26:3 (TB) Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Ishak percaya kepada pemeliharaan Tuhan seperti yang Ia nyatakan kepada Abraham, ayahnya. Percaya dan mempercayakan hidup tidaklah mudah. Selalu saja ada yang mengganggu dan menggoda supaya kita menjadi orang yang tidak setia kepada Tuhan. Godaan semacam ini tentu juga datang kepada kita; tawaran yang kelihatannya secara kasat mata lebih baik, lebih menguntungkan, lebih mudah dan lebih enak. Tentu bukan berarti yang kelihatannya lebih baik, lebih menguntungkan, lebih mudah dan lebih enak itu pasti salah namun tanpa kita pergumulkan dengan sungguh apa yang kelihatan seperti itu bisa saja mengaburkan percaya kita kepada Tuhan. Karena itu Firman Tuhan mengingatkan: Yakobus 1:12 (TB) Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Setialah selalu dalam hidupmu!
