Ayub 29 : 1-20; Kis. 20 : 1-16
Di tengah penderitaan yang kita alami, apa biasanya yang kita ingat? Bukankah seringkali kita justru ingat bagaimana beban yang menekan berat, bagaimana teman-teman yang meninggalkan, merasa Tuhan tidak peduli dan berbagai pikiran yang negatif. Ayub dalam bacaan hari ini, memberi contoh yang berbeda; Ayub 29:2-3 (TB) "Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam, seperti pada hari-hari, ketika Allah melindungi aku,
ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap; Ayub mengingat bagaimana masa-masa Tuhan memberikan perlindungan dan kekuatan, hal yang membangkitkan kekuatan dan iman dalam diri orang yang mengalami penderitaan; hal yang sedang dialami oleh Ayub. Pekabaran Injil yang Paulus lakukan di daerah Asia ternyata tidaklah mudah. Setelah huru-hara di kota Efesus (Kis. 19), Paulus mengadakan perjalanan untuk mewartakan Injil ke tempat lain. Mewartaan Injil harus terus diberitakan apapun yang dialami oleh Paulus dan kawan-kawan. Dalam semuanya itu, tentu kekuatan mereka bukan pada diri mereka sendiri. Tuhanlah yang menjadi sumber kekuatan mereka.
Kita juga adalah pewarta-pewarta Injil Tuhan dalam hidup ini. Apakah dengan demikian hidup kita baik-baik saja? Mulus saja? Tentu tidak selalu. Dan seperti Paulus yang tetap mengabarkan Injil dan Ayub yang tetap mengingat kebaikan Tuhan, bukankah kita pun mestinya tetap mengabarkan Injil dalam hidup kita, apapun yang kita alami?