Kej. 27: 1-29; Rm. 16: 1-16
Salam diucapkan sebagai sebuah doa; entahkah "Selamat pagi/ siang/ malam", atau Syalom, maupun salam yang lain. Tentu salam itu menyatakan harapan dan doa kita kepada siapa salam itu disampaikan oleh karena itulah Paulus mentampaikan banyak salam kepada orang-orang yang dekat kepadanya, hal yang menunjukkan kedekatan Paulus kepada mereka, dan harapannya untuk orang-orang yang mengasihi dan ia kasihi. Roma 16:16 (TB) Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus. Di dalam Tuhan salam itu menjadi indah dan membawa damai sejahtera. Sayangnya salam yang sama dipakai oleh Yakub untuk menipu Ishak, ayahnya.
Salam Yakub adalah salam yang maut karena Yakub menipu ayahnya demi untuk mendapatkan hak kesulungan yang mestinya diterima Esau.
Bagaimana salam kita kepada orang lain? Sebuah doa? Sebuah harapan? Suatu ungkapan yang menipu? Atau, sekedar sebuah basa basi?
Jadikan salam kita adalah sebuah doa, sapaan yang mengungkapkan harapan untuk orang yang kita kasihi, dan mengasihi kita.
