2 Taw. 29: 1-11, 16-19; Ibr. 9: 23-28
Bait Allah yang dibangun Salomo ternyata tidak dipelihara dengan baik, bahkan ditelantarkan. Namun pada zaman Hizkia, semuanya itu ditahirkan dan dikembalikan seperti sedia kala. Dan karena itulah kitab Tawarikh mencatat bahwa Hizkia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Ia menyuruh orang Lewi menahirkan Bait Allah, dan tentunya kembali mengingatkan kepada umat Israel untuk kembali kepada Tuhan. Lalu bagaimana dengan kita, manusia? Bukankah kita juga Bait Allah milik kepunyaan Tuhan? Yang sudah dimiliki oleh Tuhan. Sayangnya kita menajiskan diri kita dengan dosa, dan kita sebenarnya tidak layak di hadapan Tuhan. Lalu bagaimana? Apa yang mentahirkan kita? Syukur kepada Allah bahwa Ia mau menjadi manusia dan diam diantara kita. Yesus Kristus sudah ditetapkan untuk menjadi juruselamat. Lalu, apakah dia harus berulang-ulang menebus kita?
Paulus mengatakan: tidak. Ibrani 9:27-28 (TB) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Pengorbanan Yesus sekali di kayu salib adalah cukup untuk mengampuni dosa seluruh dunia.Dosa-dosa kita dihapuskan sepenuhnya.
Menyadari hal ini, apakah berarti kita bebas melakukan dosa? Tentu tidak. Kita mesti menjaga diri kita supaya tetap kudus setelah kita ditahirkan.