Kis. 2: 1-21; Mzm. 104: 24-35; 1 Kor. 12: 3-13; Yoh. 20: 19-23
Peristiwa Pentakosta diawali dari perayaan Pentakosta Yahudi, perayaan panen gandum di hari ke-50. Dan pada saat itulah ketika murid-murid berkumpul, mereka bisa menyebarkan Injil dengan berbagai bahasa. Banyak orang hanya terpancang kepada kemampuan utk mengungkapkan bahasa yang sebelumnya tak pernah dipelajari oleh para murid, atau banyaknya orang yang bertobat. Padahal makna dari Pentakosta adalah Roh Kudus yang menuntun para murid untuk memberitakan Injil; dari para murid yang ketakutan menjadi murid yang berani memberitakan Injil. Pemberitaan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam hidup kita. Allah Roh Kuduslah yang meneguhkan dan menguatkan mereka untuk mewartakan Injil. Mereka bukan mabuk seperti anggapan beberapa orang (Kis. 2: 13). Paulus mengingatkan kepada jemaat Korintus tentang kesatuan karya di dalam Tuhan. Bahwa ketika Roh Kudus menyertai orang percaya, persekutuan orang percaya dalam satu kata:1 Korintus 12:3 (TB) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.Kesatuan itulah yang diwujudkan dalam satu karya dalam pengakuan "Yesus adalah Tuhan." Ketika orang merasa merekalah yang paling terberkati oleh Roh Kudus, dan karena itu mereka yang utama, dengan karunia Roh yang ada pada mereka, Paulus mengingatkan:1 Korintus 12:4-6 (TB) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.Semuanya berasal dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk memuliakan Tuhan. Jadi, sudahkah itu yang kita lakukan? Karunia Roh yang ada pada kita, semuanya adalah untuk memuliakan Dia dalam hidup yang kita jalani. Jangan pernah mencuri kemuliaan-Nya.