Hakim-Hakim 2 : 6 - 15; 2 Korintus 10 : 1 - 11
Setia adalah kata yang mudah diucapkan. Banyak orang dengan mudah mengatakan, berjanji, bahkan bersumpah dengan nama apapun untuk menyatakan setia. Namun, berapa banyak yang tetap setia? Tidak mudah menjaga kesetiaan. Apalagi kalau kepada siapa kita berjanji, ia tak bersama dengan kita. Itulah yang terjadi ketika umat Israel sampai di tanah perjanjian, setelah mereka mendapat milik pusaka, dan hidup aman dan nyaman di tanah perjanjian. Apalagi ketika Yosua mati, juga orang-orang yang sezaman dengan dia. Hakim-hakim 2 : 12 - 14 (TB) Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.
Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Apakah dengan demikian Tuhan membiarkan mereka? Tuhan tetap mengasihi mereka, karena itu Tuhan mengutus hakim-hakim untuk memimpin mereka. Tuhan selalu ingin umat-Nya bertindak benar. Demikian juga jemaat Korintus. Namun ada saja orang yang mengolok-olok Paulus bahwa Paulus terlalu lembek kalau berhadapan muka dengan mereka sekalipun surat-suratnya keras dan tajam. Menghadapi itu semua Paulus mengingatkan 2 Korintus 10 : 11 (TB) Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi, bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka. Peringatan Paulus; entah lembut entah keras, entah dalam surat atau langsung, adalah bagian peringatan Tuhan ke6pada umat-Nya supaya mereka tetap setia beriman kepada Tuhan.
Mari kita menjaga setia kita kepada Tuhan sepanjang hidup ini.