Yesaya 30 : 27-33; Roma 2 : 1-11
Siapa Tuhan dalam hidupmu? Itulah pertanyaan yang mestinya mengiring setiap pikiran dan tindakan kita. Pertanyaan inilah yang dijawab oleh umat Israel ketika dirasa bahwa Tuhan jauh dari mereka, maka mereka meminta pertolongan kepada Mesir. Israel melupakan Tuhan. Padahal, sejak semula, siapakah Tuhan dalam hidup mereka? Israel melupakan Tuhan yang telah melepaskan mereka dari tanah Mesir, tempat perbudakan, menuntun bangsa mereka sampai ke tanah yang berlimpah susu dan madunya, menempati tanah itu, dan Tuhan memelihara bangsa Israel.
Karena itu Yesaya menyatakan: Yesaya 30:27-28 (TB) TUHAN datang menyatakan diri-Nya dari tempat-Nya yang jauh — murka-Nya menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang bergumpal-gumpal, bibir-Nya penuh dengan amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan habis; hembusan nafas-Nya seperti sungai yang menghanyutkan, yang airnya sampai ke leher — Ia datang untuk mengayak bangsa-bangsa dengan ayak kebinasaan dan untuk memasang suatu kekang yang menyesatkan di mulut suku-suku bangsa. Tuhan sendirilah yang bertindak atas penderitaan umat-Nya. Israel tidak perlu mencari pertolongan lain dalam hidup mereka. Paulus mengingatkan kepada jemaat Roma bagaimana mereka mestinya merespon kasih karunia Allah dalam Kristus; Roma 2:3-4 (TB) Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Karena itu juga kepada kita diperhadapkan pertanyaan: Roma 2:5-11 (TB) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu. Jadi, mau menjadi orang percaya seperti apa? Yang bertobat atau yang tetap berbuat jahat?
Ingatlah: Dia sudah mengasihimu.
Siapa Tuhan dalam hidupmu?