Ulangan 32 : 15-27, 39-43; Lukas 9 : 21-27
Selamat hari Sabtu.
Nyanyian Musa menggambarkan bagaimana kisah perjalanan umat Israel yang sekalipun ada oleh karena Tuhan tetapi mereka justru berbalik kepada illah yang lain, dan tidak lagi mempedulikan Tuhan. Ulangan 32:15-17 (TB) Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, — bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun — dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah Gunung Batu keselamatannya. Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian, mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar. Israel menjadi bangsa yang tegar tengkuk; bangsa yang selalu melawan kepada Tuhan. Lalu, apakah Tuhan lalu membuang mereka? Memang Tuhan berfirman: Ulangan 32:39-41 (TB) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku. Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya, apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku.
Adakah murka Allah akan terus menyala-nyala? Apakah Tuhan Allah akan terus murka? Sekali-kali tidak. Tuhan memang menegakkan kebenaran dan keadilan, namun sekaligus Dia menyatakan kasih kepada umat-Nya. Ulangan 32:43 (TB) Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umat-Nya." Karena itu Tuhan Yesus ditentukan menjadi pendamaian antara Allah dan manusia. Yesus adalah Mesias, itulah yang dinyatakan namun, berita itu bukan untuk menjadi sanjungan. Lukas 9:21 (TB) Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Karena Mesias itu: Lukas 9:22 (TB) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."Hal yang seperti ini tabu bagi orang Yahudi namun inilah pernyataan Allah tentang Mesias; Mesias yang menderita sengsara, mati dan bangkit pada hari ketiga. Jalan yang memang tak mudah dipahami dan dijalani, dan Tuhan Yesus mengingatkan: Lukas 9:23-26 (TB) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Jadi, malukah kita menjadi pengikut Mesias yang menderita Mesias yang menderita sengsara, mati dan bangkit pada hari ketiga? Malukah kita menjalani penderitaan untuk menyatakan kebenaran? Malukah kita jika kita tetap bertahan beriman sekalipun orang mengatakan ada pengobatan untuk sakit kita dengan kuasa gelap? Malukah kita jika oleh karena iman kita menderita bersama dengan Dia?
Ada banyak pejuang iman, dan juga martir yang mempertahankan iman percaya mereka di tengah iming-iming kenikmatan dunia jika mereka mau melepaskan iman mereka kepada Kristus. Kitakah yang juga akan menamban deretan pejuang iman itu?
Doa:
Tetap beriman kepada Tuhan.