GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

TETAPLAH JUJUR DAN RENDAH HATI

Terpublikasi Fri, 26 Jan 2018   

oleh:

Ul. 18: 15-20; Maz. 111; 1 Kor. 8 : 1-13; Mark. 1 : 21-28

Setiap tindakan dan keputusan selalu mengandung resiko; entah menguntungkan atau merugikan. Demikuan juga dengan seorang nabi maupun orang-orang yang mendengarkan atau tidak mendengarkan perkataan Tuhan melalui para nabi. Ulangan 18:19-20 (TB)  Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.

Kalau demikian, apakah Tuhan adalah Tuhan yang kejam? Mazmur 111:7-8 (TB)  Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran. Pemazmur mengingatkan bahwa Tuhan adalah kebenaran dan kejujuran. Oleh karena itu sebagai orang percaya kita perlu ingat: Mengikut Tuhan hendaklah kita lakukan dengan segenap hati kita. Dia adil dan jujur. Prilaku yang demikian juga perlu kita lakukan dalam hidup kita. Paulus dalam bacaan hari ini mengungkapkan tentang orang yang punya pengetahuan tentang makan dan minum, dengan orang Kristen yang masih memegang aturan tentang makanan tertentu yang boleh atau tidak  boleh dimakan. Bagaimana sikap mereka yang mempunyai "pengetahuan" itu? 1 Korintus 8:8-9 (TB)  "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. 

Tuhan Yesus sangat dikenal oleh banyak orang, dan banyak orang takjub dengan apa yang Ia ajarkan. Di tempat ibadah (sinagoge) di Kapernaum, terjawab kuasa siapakah yang Ia nyatakan; Markus 1:22-24 (TB)  Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Melalui orang yang kerasukan, jelaslah siapakah Yesus sesungguhnya. Dia adalah yang kudus dari Allah. Dan Dia yang kudus dari Allah tetaplah rendah hati dalam hidup-Nya.

Tidakkah kita meneladan kepada-Nya?