Ul. 10: 10-22; Yak. 2: 14-26
Menaiki roaller coaster atau permainan yang menaikkan adrenalin tentulah membuat kita berdebar-debar. Tapi, apa yang membuat kita tetap mau bermain lagi dan lagi sekalipun itu menakutkan? Salah satu hal yang mungkin menjadikan kita mau adalah percaya. Percaya bahwa sekalipun itu mendebarkan namun permainan itu tidak akan mencelakakan kita. Mengapa? Karena pasti peralatannya sudah disiapkan sedemikian rupa sehingga meminimalkan kecelakaan. Bagaimana dengan hidup kita? Apakah kelihatannya seperti bom bom car yang pelan, atau justru seperti roaller coaster? Apakah kita tetap percaya dengan yang memiliki hidup kita? Penulis kitab Ulangan mengingatkan, Ulangan 10:12-13 (TB) "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. Hidup sebagai umat Tuhan itu mudah, modalnya hanya percaya dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Dia pasti menjamin segala jalan hidup kita. Memang di tengah keadaan hidup yang tidak selalu mudah, menjadi setia juga menjadi tidak mudah. Namun, sebagai umat-Nya maka kita diajak untuk terus menjaga percaya itu sesulit apapun karena Dia pasti menjagai kita.
Seperti kata penulis kitab Yakobus: Yakobus 2:17 (TB) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Jadi, iman itu haruslah terwujud juga dalam kehidupan kita; Yakobus 2:22-24 (TB) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Jadi, tidakkah percaya itu mendapat bukti ketika kita melakukan perbuatan benar yang sesuai dengan iman kita?
Seperti yang dikatakan: Yakobus 2:26 (TB) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.