GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Salam Cinta Jemaat GKI Pamulang untuk Lombok Utara

Tanggal Buat: Mon, 07 Jan 2019     Tanggal Sunting: Mon, 07 Jan 2019     oleh:

“Terima kasih bapak, ibu GKI Pamulang. Kapan datang lagi?” itulah kata-kata yang diucapkan oleh perwakilan warga dan anak-anak SDN4 Selengan di hari terakhir bersama mereka. Lewat kegiatan psikososial yang dilakukan di Dusun Tangga, Desa Selengan, Kecamatan Kayangan,   Kabupaten Lombok Utara yang mayoritas warganya adalah suku Sasak dan Muslim yang taat, salam cinta dari Jemaat GKI Pamulang telah tersampaikan. Kegiatan psikososial ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan pemulihan individu serta kelompok lewat aktivitas yang mereka minati atau senangi. Tetap peka terhadap budaya setempat, mendorong partisipasi dan kepemilikan individu ataupun kelompok serta dukungan atas pemberdayaan komunitas.

Fokus kegiatan dibagi kedalam 3 kelompok yaitu anak, ibu dan bapak. Kelompok anak dilakukan lewat kegiatan belajar mengajar bekerjasama dengan guru dan kepala sekolah yang dikhususkan pada usia SD, membuat games, kuis menebak tokoh/pahlawan, menggambar, mewarnai, menyanyi, dance dan bercerita. Diluar jam sekolah ada kegiatan olahraga yang diminati anak seperti senam, sepak-bola dan bulutangkis. Ada pula ceramah agama yang disampaikan oleh guru senior. Anak-anak juga mendapatkan makanan tambahan dengan menu yang berbeda setiap harinya seperti nasi goreng, bubur kacang hijau, bihun, kue-kue dengan minuman susu hangat. Peralatan sekolah seperti tas, topi dan pensil/spidol warna juga dibagikan kepada anak-anak.

Agak sulit menjangkau kelompok bapak karena sebagian besar dari mereka berada di ladang dari pagi sampai sore. Kegiatan dilakukan dengan menyisip di acara adat seperti Nyongkolan, Nyewu, kerja bakti, silaturahmi serta makan bersama dengan sesepuh desa, tokoh masyarakat dan warga. Diskusi ringan dengan tokoh masyarakat tentang kondisi dusun, pendidikan anak-anak, peningkatan ekonomi lewat pariwisata dan hasil bumi setempat. Sedangkan pada kelompok Ibu, kegiatan ditujukan untuk kebersamaan dan penguatan kelompok lewat kegiatan yang diminati seperti masak-memasak. Bahan-bahan diutamakan menggunakan bahan lokal seperti nangka, kelapa, sayur-sayuran, dll. Selain itu juga membahas produksi dan pemasaran minyak kemiri hasil Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Tangga dengan merk Tiga Lekong. Tak lupa mengikuti silaturahmi dan makan bersama di acara Nyewu dan Nyongkol. Lewat kumpul-kumpul di kegiatan adat, memungkinkan warga saling mendukung satu sama lain dan yang juga menarik warga dari dusun lain turut hadir.

Karena tinggal live in di rumah kepala dusun, memudahkan kami untuk berbaur, melakukan kegiatan sampai malam serta mempelajari bahasa lokal, mencoba makan sirih, memasak makanan setempat dan curhat sampai malam. Yang menarik adalah kopi selalu dihidangkan setiap kali berkunjung ke rumah warga. Ada sebagian warga yang kondisi rumahnya masih rusak dan belum diperbaiki tetapi tidak menyurutkan mereka untuk tetap melakukan aktivitas rutin setiap harinya. Ada juga yang bercerita kalau mereka masih trauma dengan gempa, trauma pada hari Minggu ataupun trauma pulang terlalu malam bila berpergian jauh.

Bencana dan dampak bencana dimaknai oleh setiap individu atau kelompok berbeda-beda terkait konteks lingkungannya. Perlahan-lahan dengan berjalanannya waktu dan penguatan dari komunitas  akan memudahkan mereka untuk recovery. Meski hanya beberapa hari, tinggal dan beraktivitas bersama-sama dengan warga, ternyata cukup membuat mereka kehilangan khususnya anak-anak yang hampir sepanjang waktu bersama dari pagi, siang, hingga malam. Ternyata perbedaan suku, agama, bahasa, status sosial dan letak geografis (jarak) bukanlah penghalang untuk bisa saling berbagi cinta. Tetaplah semangat Dusun Tangga, kami jemaat GKI Pamulang akan terus mengingatmu dalam doa-doa kami.  Tuhan memberkati. (Penulis: Lina Nababan – GKI Pamulang)