GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

BERSYUKURLAH; WARTAKAN INJIL-NYA

Terpublikasi Fri, 02 Feb 2018   

oleh:

Yes 40 : 21-31; Maz 147 : 1-11, 20 c; 1 Kor. 9 : 16 - 23; Mark. 1 : 29 - 39

Hidup tidak selalu seperti yang kita inginkan. Dan pada saat itu terjadi, mengeluh adalah hal yang jamak kita lakukan. Kita menganggap Tuhan tidak adil, tidak peduli, tidak mengasihi, bahkan kita menganggap bahwa Tuhan patut memperhitungkan apa yang sudah kita lakukan. Dia WAJIB memberikan apresiasi atas perbuatan-perbuatan kita; hingga kita dengan berani berkata; Yesaya 40:27 (TB)  Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Tidakkah kita sadar siapa kita? Siapa Tuhan Allah? Bukankah Dia pencipta dan kita ciptaan-Nya? Dan tidakkah kita bertekun, percaya dan menantikan pertolongan-Nya? Yesaya 40:28-31 (TB)  Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. 

Bukankah Dia adalah Tuhan yang setia? Oleh karena itu, mari bersama pemazmur kita ingat: Mazmur 147:7, 11 (TB)  Bernyanyilah bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi! TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya. 

Tetaplah berharap, dan tetaplah bersandar kepada-Nya dalam sepanjang hidup kita karena Dialah yang menciptakan dan memelihara bumi, termasuk kita, manusia. Dalam karya-Nya di dunia, Tuhan Yesus mengusahakan pemulihan dunia. Ia memberitakan Injil melalui penyembuhan dan mewartakan kebenaran. Banyak orang disembuhkan dan menjadi percaya. Kita adalah orang-orang yang sudah disapa oleh Injil Kerajaan Allah. Bukankah kita patut mewartakannya juga? Paulus bahkan menganggap mengabarkan Injil adalah keharusan karena kita diselamatkan dan sebagai upah; 1 Korintus 9:16, 18 (TB)  Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Dan itu semua oleh karena satu hal: 1 Korintus 9:23 (TB)  Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. Yaitu kesetiaan sampai pada akhirnya. Supaya beroleh hidup kekal tergenapi.

Tidakkah itu menjadi bagian hidup kita?