GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Buah-Buah Roh Selalu Mendatangkan Damai Sejahtera Bagi Semua Orang

Baru Mon, 09 May 2016   

oleh:

Yesaya 32: 11-17 & Galatia 5: 16-25

Saya mempunyai seorang sahabat, yang menurut saya, selalu membawa keceriaan dan memberikan banyak inspirasi. Kalau ia hadir, pasti ia membuat semua orang di sekitarnya merasa gembira, terhibur oleh candanya, serta mendapat tempat untuk berbagi dan masukan yang berharga. Apakah itu berarti ia sendiri orang yang tak punya persoalan dan pergumulan? Oo…tentu saja, bukan begitu kesimpulannya. Ia memang punya persoalan dan pergumulan, bahkan saya dengar, banyak pergumulannya yang sangat serius. Sekalipun begitu, ia tidak larut oleh persoalan dan pergumulannya. Ia justru percaya dan berserah penuh pada campur tangan Tuhan, sehingga ia tak pernah membawa persoalan dan pergumulannya keluar dari konteksnya. Ia menempatkan dan membawa diri sedemikian rupa, sehingga ia tidak pernah menampakkan persoalan dan pergumulannya itu pada tempat dan urusan yang berbeda. Secara spiritual, ia sungguh-sungguh menampakkan buah-buah Roh yang dimilikinya pada lingkungan orang-orang di sekitarnya.

Hal ini tentu sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh penulis Proto Yesaya (kitab Yesaya bagian pertama), ketika ia menggambarkan kehidupan umat Yehuda (Israel selatan) yang sedang menghadapi ancaman dari Asyur. Mereka, umat Yehuda, akan menghadapi banyak pergumulan dan penderitaan, yang digambarkan dengan sangat mengerikan. Akan tetapi, ketika Roh Allah dicurahkan kepada mereka, maka pergumulan dan penderitaan itu akan sirna. Damai sejahtera akan dirasakan oleh mereka, bahkan dibagikan pada semua orang yang ada di sekitar mereka. Oleh karena itu, pencurahan Roh (baca: karya Roh dalam hidup umat) menjadi kunci dari hadirnya damai sejahtera dalam kehidupan mereka.

Dalam bahasa yang sedikit berbeda, Rasul Paulus menyebut pencurahan Roh itu, beserta dampak-dampaknya, sebagai buah-buah Roh. Buah-buah Roh ini terjadi ketika seseorang mau hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan bukan mengikuti keinginan daging. Orang ini tentu dapat menguasai diri dan tidak dikuasai oleh persoalan atau pergumulannya, apalagi oleh emosi dan nafsunya. Oleh sebeb itu, sama seperti sahabat saya tadi, orang ini pasti selalu mendatangkan keceriaan, kedamaian, serta menjadi tempat teman-temannya berbagi pergumulan dan mendapatkan inspirasi. Sudahkah kita menjadi orang-orang seperti ini? Semoga……..