Yeremia 36 : 11-26; 2 Korintus 7 : 2-12
Selamat hari Selasa.
Firman Tuhan kadang seperti pedang bermata dua, mengiris dengan tajam hati pendengarnya, terutama jika kita melakukan dosa dan kesalahan. Itulah yang terjadi kepada raja Yehuda, Yoyakim bin Yosia ketika mendengar Firman Tuhan. Setiap kali dibacakan, gulungan kitab itu dibakar. Bahkan Yeremia 36:26 (TB) Bahkan raja memerintahkan pangeran Yerahmeel, Seraya bin Azriel dan Selemya bin Abdeel untuk menangkap juru tulis Barukh dan nabi Yeremia, tetapi TUHAN menyembunyikan mereka. Memang Firman Tuhan yang menegur menjadikan kita merasakan duka, bahkan mungkin marah karena teguran. Namun sebagai orangnyang dipimpin oleh Roh maka Roh melembutkan hati kita dan bersyukur atas Firman yang menegur kita. Itulah yang dirasakan oleh jemaat Korintus. 2 Korintus 7:8-12 (TB) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu — kendatipun untuk seketika saja lamanya —, namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami. Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu. Sebab itu, jika aku telah menulis surat kepada kamu, maka bukanlah oleh karena orang yang berbuat salah, atau oleh karena orang yang menderita perbuatan salah, melainkan supaya kerelaanmu terhadap kami menjadi nyata bagi kamu di hadapan Allah. Karena teguran Paulus yang keras maka mereka berduka namun duka itu menjadikan mereka bertobat.
Adakah Firman yang kita baca dan renungkan begitu menyentuh kita, bahkan mendukakan kita? Biarlah itu menyadarkan kita supaya kita menjadi lebih baik setiap hari.