GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

KEMELEKATAN PADA HARTA

Terpublikasi Tue, 31 Jan 2017   

oleh:

Rut 2 : 1 – 16; Yak. 5 : 1 – 6

Selamat pagi.

Banyak orang mengidentikkan orang Kristen sebagai orang yang mestinya serba nanggung; kaya tidak, miskin jangan. Dan bahkan beberapa pihak menganggap menjadi kaya itu tidak Kristiani; seakan menyalahi kehidupan sebagai orang Kristen. Memiliki uang dan harta -tentu dengan usaha yang benar - tidaklah salah. Menduduki jabatan dengan benar - tanpa menyuap -tentu juga merupakan hal yang baik. Yang tidak benar adalah jikalau kita meraih itu dengan cara yang jahat dan curang, itu yang Tuhan tidak mau. Itu yang melanggar Firman Tuhan. Boas adalah contoh dari orang yang mengusahakan dengan baik harta miliknya, dan ia berlaku yang baik pula kepada pekerjanya, dan kepada orang asing. Inilah ungkapan hati Rut yang menerima belas kasihan Boas: Rut 2:13 (TB)  Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan." Boas yang kaya bahkan memperhatikan Rut sekalipun ia seorang asing. Yakobus menegur orang kaya yang hanya mempedulikan dirinya sendiri, tanpa mempedulikan para pekerjanya; mereka yang lebih mengutamakan harta benda dibanding dengan perhatian kepada para pekerjanya.

Yakobus 5:1, 4-6 (TB)  Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! 
Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu. Boas adalah seorang yang kaya. Ia berlaku baik kepada pegawainya sehingga salamnya dibalas oleh para pengerjanya, dan ia menjalankan perintah Allah tentang memperhatikan orang yang lemah, dalam hal ini Rut. Bukan karena Rut cantik atau karena berasal dari kaum keluarganya tapi karena memang Boas berbelaskasihan kepada Rut, seorang asing. Jadi masalahnya bukan soal kaya atau miskin. Yang penting adalah: apakah hati kita melekat kepada harta benda kita? Apakah kita menganggap harta kita yang paling utama dalam hidup? Apakah kita mampu mempergunakan harta benda yang Tuhan percayakan kepada kita untuk menolong orang lain dan memuliakan Allah? Kemelekatan tidak hanya melanda orang kaya. Siapapun bisa kena "virus" kemelekatan kepada harta benda. 

Maukah kita melepaskan diri dari kemelekatan kita kepada harta benda dan uang?