Yer. 23:9-22; 2 Kor. 8:8-15
Seorang pemimpin apalagi seorang pemimpin agama tentulah mempunyai kriteria khusus, yang lebih dibanding orang kebanyakan. Bahkan mereka dianggap sebagai "kepanjangan tangan" Tuhan di dunia. Tapi apa jadinya kalau seorang pemimpin apalagi pemimpin agama justru menyimpang dan melakukan hal yang tiap kali ia katakan sebagai larangan Tuhan kepada umat-Nya? Tentu bukan hanya sedih, orang akan marah mendengar dan melihat kenyataan ini.
Demikian juga Tuhan.
Dalam perkataan yang diungkapkan melalui Yeremia, Tuhan berkata: Yeremia 23:2-4 (TB) Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku: "Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman TUHAN. Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN. Itulah perkataan Tuhan melihat imam di Yerusalem maupun di Samaria yang berlaku kurang pantas sebagai gembala umat. Melakukan tugas dan tanggungjawab kita dengan baik, itulah yang mesti kita lakukan dalam hidup kita. Dalam bacaan kitab Korintus hari ini, Paulus mengingatkan janji orang Korintus yang mempunyai banyak kelebihan tapi belum melakukan janji itu. Paulus justru mencontohkan jemaat di Makedonia (Band. 2 Kor. 8: 1-3) yang dalam kesulitan dan kekurangan mereka justru melakukan pelayanan kasih kepada jemaat Yerusalem yang kekurangan. Apa alasan pelayanan kasih yang mesti mereka lakukan?
2 Korintus 8:9 (TB) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Bukankah ini juga alasan kita untuk melakukan tugas dan tanggungjawab kita dalam hidup ini? Bekerja, berkarya, melakukan tanggungjawab kita bukan untuk mendapat uang, jabatan, kedudukan, pujian atau fasilitas tapi kita melakukannya karena kita bersyukur. Bersyukurkah kita dengan hidup yang Tuhan berikan?