Mazmur 123; Ayub 21:1, 17-34; 2 Yohanes 1:1-13
Selamat hari Selasa.
Perdrbatan apakah Ayub sebagai orang fasik (tidak mengenal Tuhan) atau orang benar (percaya kepada Tuhan) berlanjut kepada pernyataan: orang fasik itu tidak akan selamanya (pandangan Zofar dalam pasal 20), dan Ayub menrgaskan; Ayub 21:17-18 (TB) Betapa sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya!
Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai. Ia tahu bahwa ia dituduh sebagai orang fasik (Ayub 21:27-34), namun Ayub memberi pernyataan, ia bukan termasuk orang fasik (Ayub 21:16). Penulis kitab 2 Yohanes mengingatkan supaya jemaat menjaga diri dari pengajaran yang palsu. 2 Yohanes 1:5-6 (TB) Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya supaya kita saling mengasihi. Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya. Supaya semua yang menerima anugerah diselamatkan karena tetap menjaga iman percayanya sampai akhir dan terhindar dari penyesatan itu
(2 Yoh. 1:7-11).
Mari, jagalah iman dan pengharapan kita di dalam Kristus supaya kita tak diombang-ambingkan oleh rupa pengajaran palsu yang tidak berpusat kepada Kristus.
Doa:
Gereja dan masyarakat bekerja sama menghadapi masalah lingkungannya.

![[Logo MITRA]](/img/logomitra.png)
