GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MENJAGA KESUCIAN TUHAN

Terpublikasi Thu, 03 Jan 2019   

oleh:

Yesaya 6 : 1-5; Kisah Para Rasul 7 : 44-53

Selamat hari Jumat.

Dosa memisahkan manusia dari Tuhan. Dan sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia tidak tahan jika berjumpa dengan Tuhan. Tuhan mewakili kekudusan sedangkan manusia mewakili kenajisan sehingga pertemuan antara Tuhan dan manusia adalah pertemuan yang menghanguskan. Itulah yang diungkapkan oleh Yesaya ketika ia mendapatkan penglihatan tentang Tuhan Allah yang mulia, dan dimuliakan. Bahkan serafim pun menutupi dirinya dari kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu kata Yesaya; Yesaya 6:5 (TB)  Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Yesaya tidak tahan melihat kemuliaan Tuhan yang di hadapannya. Namun sayangnya dalam perjalanan kehidupan bangsa Israel, kekudusan Tuhan Allah tidak dijunjung tinggi betul, bahkan mereka memberhalakan Bait Allah yang mereka percaya Tuhan tinggal di sana. Kuasa Tuhan hanya dibatasi di dalam Kemah Suci (sebelum Bait Allah ada) dan Bait  Allah, dan dengan demikian, kehidupan saleh yang mereka peragakan hanyalah ketika mereka berada dalam rumah ibadah. Karena itu kata Stefanus; Kisah Para Rasul 7:48-50 (TB)  Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi:

Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? 
Bukankah tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini? 

Itulah teguran Stefanus di hadapan Mahkamah Agama.
Hidup orang beriman hendaklah tetap menjaga kekudusan Tuhan Allah  dalam hidup kita setiap hari, dan di manapun kita berada.
Menjaga kesucian Tuhan Allah dalam setiap langkah hidup kita; entah di dalam atau di luar tembok gereja, di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di pasar, di jalan raya; di mana pun dan kapan pun kita berada. Itulah sikap hidup orang Kristen yang benar. Apa yang difirmankan oleh Tuhan kepada kita hendaklah kita lakukan dalam hidup kita.