Yunus 3 : 1-5, 10; Mazmur 62 : 5-12; 1 Kor. 7: 29-31; Mark. 1 : 14-20
Maaf adalah kata yang mudah diucapkan namun tidak banyak orang yang mau melakukannya. Marah, kecewa, sakit hati, dendam; adalah hal-hal yang menghalangi kita untuk memberikan maaf. Sebaliknya, meminta maaf itu juga tidak mudah, apalagi jika kita minta maaf dengan setulus hati. Kebanyakan orang cenderung untuk menywmbunyikan rasa malu dengan balik marah. Namun tidak demikian dengan orang-orang Niniwe. Yunus memperingatkan mereka. Orang Niniwe sadar kesalahan mereka, dan bertobat. Apakah Tuhan mengampuni mereka? Apakah Tuhan tetap murka? Dalam bahasa personifikasi (Allah digambarkan berlaku seperti manusia), Allah lalu memberi ampun kepada orang Niniwe; Yunus 3:10 (TB) Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Pertobatan yang sungguh menjadikan belas kasih Tuhan. Itulah Tuhan kita. Dia bukan Allah yang bengis dan kejam. Dia Allah yang mengasihi kita, seperti kata pemazmur; Mazmur 62:5-8 (TB) (62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
(62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
(62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
(62-9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela
Tuhan adalah tempat kita bergantung kepada-Nya dalam hidup kita. Kalau demikian, patutkah kita mengkhawatirkan diri kita? Paulus mengajak kita untuk tidak khawatir (baca 1 Kor. 7: 29-31, lih. Ay. 32 a) dalam hidup kita. Tuhan Yesus tampil di Galilea setelah Yohanes pembaptis ditangkap Herodes; Markus 1:14-15 (TB) Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Berita yang sama dibawa Tuhan Yesus kepada orang banyak, dan Tuhan Yesus mengajak beberapa orang untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah; Markus 1:17 (TB) Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Yesus hadir untuk mewartakan berita cinta kasih Allah kepada dunia; membawa syalom ke tengah dunia. Ia datang untuk menghapus kekhawatiran dunia dan memberi pengharapan di dalam Tuhan. Orang beriman diajak untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah dalam hidupnya setiap hari dengan seluruh hidupnya. Maukah?