1 Sam. 15 : 22 – 31; Ef. 5 : 1 – 9
Selamat pagi.
Janji itu harus ditepat. Itu prinsip umum yang berlaku dalam kehidupan. Artinya itu tidak hanya diajarka oleh suku, agama, ras, bangsa tertentu tetapi setiap orang yang beradab tahu dan pasti berusaha untuk melakukan janjinya. Saul telah berbohong kepada Tuhan, dan ia berusaha untuk menutupi kesalahan dengan menyalahkan umat Israel, dan sekaligus takut kepada mereka. Demi mempertahankan egonya, Saul bermulut manis dan meminta bantuan kepada Samuel supaya tidak merasa malu. 1 Samuel 15:22-23 (TB) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Namun, kelihatan: emas akanlah tetap emas, kayu tetaplah kayu. Ketika dibakar ketahuanlah dsri apakah sebuah benda, demikian juga manusia; oleh suatu masalah, terujilah setiap manusia: siapakah kita. Benarkah kita adalah anak-anak terang? Apakah kita patut disebut sebagai anak Allah?
Paulus menegur jemaat Efesus supaya mereka tetap menjaga diri sebagai orang percaya; Efesus 5:5, 8-10 (TB) Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Karena itu mari kita meninggalkan perbuatan yang jahat, yang buruk dan yang tak berkenan kepada Allah termasuk bermulut manis; lain di bibir, lain di hati.
Lakukanlah, sebelum terlambat.