Kejadian 50: 15-21; Mazmur 103: 8-13; Roma 14: 1-12; Matius 18: 21-35
Selamat hari Minggu.
Jikalau Tuhan begitu mengasihi kita, apa yang mesti kita lakukan jika ada orang yang berlaku jahat kepada kita? Masihkah kita akan membalas kejahatannya? Apakah kita masih mendendam?
Yusuf memberi contoh kepada kita bagaimana percaya bahwa Allah itu mengasihi, maka ia mengasihi saudara-saudaranya, bahkan mereka yang dalam ketakutannya siap menjadi budak Yusuf; Kejadian 50:19-21 (TB) Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Yusuf menganggap penderitaan yang diakibatkan perbuatan jahat saudara-saudaranya adalah cara Tuhan melakukan apa yang baik kepadanya. Di zaman Tuhan Yesus memberi kesempatan tidak asing buat orang Yahudi. Jika orang biasa memberi kesempatan kepada orang adalah dengan tiga kali, setelah itu baru dihukum. Bagi imam, sampai tujuh kali. Tapi, apa jawab Tuhan?
Matius 18:22 (TB) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Dengan sebuah perumpamaan Tuhan Yesus mengingatkan: betapa besarnya dosa kita kepada Tuhan, jauh lebih besar dari kesalahan orang lain kepada kita. Masakan Tuhan yang sudah mengampuni kita (10.000 talenta : 100 dinar; 1 talenta = 6.000 dinar), kita tidak mengampuni orang lain? Lebih jauh, Paulus mengingatkan supaya kita tak menghakimi orang lain, dan menganggap diri kita paling benar. Roma 14:8, 12 (TB) Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Apa yang kita lakukan, lakukanlah untuk Tuhan. Pandanglah Dia yang melakukan segala kebaikan kepada kita.
Doa:
Gereja-gereja mampu memelihara iman jemaat dengan memanfaatkan media yang ada.