GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

PERCAYA DENGAN SEGENAP HATI KARENA DIKASIHI

Terpublikasi Sat, 23 Sep 2017   

oleh:

Yunus. 3: 10 – 4: 11; Mzm. 145: 1-8; Filp. 1: 21-30; Mat. 20: 1-16

Kepada Yunus yang marah karena Allah tidak jadi menghukum Niniwe, Allah berfirman: "Layakkah engkau marah?" Allah mengampuni dosa dan kesalahan Niniwe karena ia melihat pertobatan orang-orang Niniwe. Allah mengasihi mereka karena Allah adalah kasih. Namun sayangnya Yunus justru marah kepada Allah dan menyesal. Dengan menggunakan media pohon jarak, Allah ingin supaya Yunus  belajar mengasihi orang Niniwe; Yunus 4:9-11 (TB)  Tetapi berfirmanlah Allah  kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" 

Allah yang adalah kasih tidak pernah mengingkari kasih- Nya kepada manusia. Kasih Allah nyata bagi semua orang. Hal ini dinyatakan dalam perumpamaan tentang orang upahan di kebun anggur. Baik mereka yang  bekerja sejak pagi maupun mereka yang datang setelah sore tetap mendapat upah yang sama; satu dinar. Ketika yang bekerja dari pagi protes, si tuan berkata: Matius 20:13-16 (TB)  Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Bagaimana sikap kita sebagai orang yang sudah dikasihi Allah sedemikian rupa? Tentu bukan dengan bersungut-sungut.
Paulus yang merasa mendapat kasih karunia Allah yang begitu besar dalam diri Tuhan Yesus, menjadikan Kristus yang utama dalam hidupnya, dan menunjukkan  bukti bahwa kita adalah pelaku Firman Tuhan setiap hari.