Ul. 4 : 15-20; 1 Petrus 2 : 19-25
Suatu pernyataan dalam bahasa Jawa menerangkan bagaimana mestinya kita menyembah kepada Tuhan; GUSTI ALLAH-E SING CETHA. Ungkapan ini bukan mau mengatakan bahwa Tuhan Allah yang kita sembah mesti berwujud namun justru mau mengingatkan: kita tahu dengan pasti siapa yang kita sembah. Dalam pernyataan Musa kepada jemaat dinyatakan: Ulangan 4:15, 20 (TB) Hati-hatilah sekali — sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api — sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini. Tuhan Allah yang mereka sembah bukan berwujud sesuatu yang di dunia atau yang ada dalam pikiran manusia atau yang ada di langit. Yang patut disembah adalah Tuhan Allah yang menjadikan kita sebagai umat milik kepunyaan-Nya. Penulis kitab satu Petrus mengingatkan siapakah mereka (dan kita) hakekatnya:
1 Petrus 2:25 (TB) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. Kita adalah domba tersesat yang dimiliki oleh gembala yang memelihara kita, yaitu Tuhan yang sudah terlebih dahulu menyelamatkan kita dengan pengorbanannya. 1 Petrus 2:21-24 (TB) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Jadi, janganlah kita mengeluh jikalau dalam hidup yang diselamatkan ini kita juga mengalami penderitaan dalam rangka mempertahankan iman, bukan karena berbuat dosa karena kita tahu bahwa iman yang kita pertahankan adalah jaminan keselamatan yang Tuhan berikan, kini maupun nanti. Tuhan yang kita percaya memelihara dan menjaga kita selalu.